Minggu, 25 April 2010

Lima Ribu Anak Ikut Sikat Gigi Masal


TEMPO Interaktif, Kupang - Sebanyak lima ribu anak usia dini di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengikuti sikat gigi masal, Ahad (25/4).

Kegiatan sikat gigi masal yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kupang ini difokuskan di kantor Camat Kupang Tengah.

Ketua PDGI Cabang Kupang, Drg Donny mengatakan, aksi sikat gigi masal ini, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi pada anak sejak usia dini dan mensosialisasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar. "Kegiatan ini digelar untuk mengurangi tingginya tingkat kerusakan gigi anak," katanya.

Kegiatan ini, menurut dia, terinspirasi karena tingginya tingkat kerusakan gigi pada anak usia dini di NTT. Dia berharap kegiatan sikat gigi masal ini dapat menimimalisir tingkat kerusakan gigi pada anak di Nusa Tenggara Timur.

Karena itu, ia meminta kerjasama semua pihak terutama orang tua agar terus mendorong anak agar rajin menyikat gigi setiap hari. "Kita berharap kegiatan seperti ini akan menekan tingkat kerusakan gigi pada anak NTT," katanya.

Sementara itu, Angel dan Kumalasari, anak yang mengikuti kegiatan sikat gigi masal itu mengatakan, setiap harinya mereka biasa menyikat gigi sebanyak dua kali, yakni pagi dan malam. "Guru kami ajarkan harus sikat gigi dua kali agar tidak rusak," kata Angel.

Namun, keduanya tidak mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar, seperti yang diajarkan oleh Drg Donny. Walau begitu keduanya mengaku tidak pernah mengeluh sakit gigi. "Kita tidak pernah sakit gigi, karena sering gosok gigi," kata Kumalasari. YOHANES SEO

Jumat, 23 April 2010

Pemprov NTT Gratiskan Pelayanan Ibu Melahirkan

TEMPO, Kupang - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memprogramkan pelayanan ibu melahirkan secara gratis pada 2011 mendatang.

"Semua ibu melahirkan yang mendapat pelayanan di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas tiga dibebaskan dari semua biaya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan NTT, Barthol Badar di Kupang, Sabtu (24/4).

Pelayanan kesehatan gratis ini, menurut dia, akan dibahas secara detail pada kegiatan Musyawarah pembangunan (Musrenbang) tingkat provinsi. Program ini sudah disampaikan dan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-NTT.

"Semua kabupaten/kota telah mendukung program ini dengan mengalokasikan dana, karena alasan masalah kemanusiaan," katanya.

Pelayanan kesehatan gratis untuk ibu melahirkan ini, lanjutnya, berlaku di seluruh wilayah NTT. Pelayanan ini tidak membedakan status sosial atau tingkat ekonomi. Intinya, ibu melahirkan mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas atau RSUD kelas tiga.

Program ini, katanya, harus dilaksanakan, karena bersentuhan dengan aspek kemanusiaan. Apalagi, hampir seluruh masyarakat miskin sudah memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) atau jaminan kesehatan dasar (Jamkesda).

"Bagi mereka yang tidak miliki kedua kartu tersebut tetap membayar biaya persalinan," katanya.

Untuk mendukung program ini, tambahnya, semua puskesmas yang ada akan ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas rawat inap. Peningkatan ini dilakukan secara bertahap.

Puskesmas rawat inap tersebut juga harus memiliki lima orang bidan dan perawat, sehingga pelayanan yang diberikan puskesmas itu bisa optimal. “Baguis lagi kalau puskesmas rawat inap ditempatkan juga seorang tenaga dokter," katanya.

Pihaknya, kata Badar, akan membentuk tim verifikasi provinsi atau kabupaten/kota yang ada di masing-masing Dinas Kesehatan akan melakukan verifikasi, guna memastikan keberadaan pasien dan jumlah dana yang dibutuhkan selama proses persalinan.

"Jika kabupaten/kota belum mengalokasikan dana tersebut, maka semuanya akan ditanggung oleh provinsi," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya meminta semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tingkat Kabupaten/Kota untuk mendukung semua program yang diusulkan termasuk bidang kesehatan.

"Saya berharap semua dinas mendukung program yang diusulkan, terutama di bidang kesehatan," katanya. YOHANES SEO

Belu Usulkan Pembangunan Jalan Lingkar Perbatasan RI-TL

TEMPO, Kupang - Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengusulkan kepada pemerintah provinsi dan pusat untuk kelanjutan pembangunan jalan lingkar sabuk perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Sesuai hasil Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) daerah, prioritas utama pemerintah Kabupaten Belu adalah pembangunan jalan dan jembatan lingkar sabuk perbatasan antar Indonesia-Timor Leste.

"Usulan ini sudah dimasukkan dalam rencana program pembangunan tahun 2011," kata Kepala Bappeda Belu, Falentinus Pareira.

Usulan ini, katanya, telah disampaikan ke pemerintah provinsi yang menggelar Musrenbang tingkat provinsi, Sabtu (24/4). Hal itu juga akan disampaikan ke pemerintah pusat agar pembangunannya dapat dilaksanakan tahun 2011 mendatang.

Menurut dia, pembangunan jalan lingkar sabuk perbatasan Indonesia-Timor Leste mencapai 212,35 Kilometer (km) dimaksudkan untuk lancarnya mobilisasi barang dan penumpang ke ruas jalan kolektor dan arteri primer.

Dengan rincian, lanjutan rehabilitasi ruas jalan Atambua-Weluli dengan target 20 km, peningkatan kondisi jalan (pengerasan) ruas lingkar sabuk perbatasan RI-TL dengan target 62,75 km.

Peningkatan status jalan provinsi menjadi jalan negara, sepanjang 73 km, diantaranya ruas jalan sepanjang 40,8 km yang akan mengakses perbatasan Turiskain.

Ruas jalan Webua-Motamasin sepanjang 23 km, akses perbatasan Motamasin dan ruas jalan Atambua-Haliwen-Salore panjang 9,4 km. Selain itu, peningkatan status ruas jalan kabupaten menjadi jalan provinsi sebanyak empat ruas jalan dengan target 60,3 km.

Dia menambahkan, usulan lainnya yang juga disampaikan ke provinsi maupun pusat, yakni pembangunan embung (waduk) teknis sebanyak dua buah di Kecamatan Kakulukmesak (Embung Rotiklot) dan Kecamatan Lamaknen (embung Balokama). "Pembangunan embung juga kita usulkan ke pemerintah provinsi dan pusat untuk dibangun tahun 2011," katanya.

Hal lain yang diusulkan, lanjutnya, yakni perluasan Pelabuhan Atapupu, sehingga bisa dilabuhi kapal dengan tonase 5.000 gros ton (GT) dari kondisi sekarang hanya 2.000 GT. YOHANES SEO

Sumba Barat Dilanda Rawan Pangan

TEMPO, Kupang - Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda rawan pangan setelah mengalami gagal panen akibat kekeringan yang melanda daerah itu.

"Gagal panen di enam kecamatan itu belum dilaporkan kepada pemerintah provinsi dan pusat," kata Wakil Bupati sumba Barat, T Lero Ore di Kupang, Sabtu (24/4).

Menurut dia, pemerintah kabupaten telah menyalurkan bantuan beras untuk keluarga miskin (Raskin) serta bantuan dari Menko Kesra, Agung Laksono yang melakukan kunjungan belum lama inike Kabupaten Sumba Timur bersama Menteri Sosial Salim Segaf Aljufry. "Sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah provinsi," katanya.

Menyangkut stok beras yang tersedia di Dolog Sumba Barat, katanya, masih terdapat sebanyak 300 ton beras yang siap disalurkan ke 65 Desa dan 19 kelurahan yang berada di enam Kecamatan tersebut untuk mengatasi masalah rawan pangan.

Pemerintah daerah, tambahnya, masih menunggu hasil panen di empat wilayah yang mempunyai potensi untuk panen dengan perkiraan hasil panen 40 sampai 50 ton, yang bisa menjadi stok tambahan untuk mengatasi rawan pangan.

"Stok beras masih cukup. Kita juga antisipasi dengan hasil panen di empat wilayah lain yang berpotensi panen," katanya.

Dari empat kabupaten di Pulau Sumba, sebanyak tiga kabupaten yang mengalami gagal panen, yakni Sumba Barat, Sumba Timur dan Sumba Tengah, hanya Sumba Barat Daya yang tidak mengalami gagal panen.

Di Kabupaten Sumba Timur, Bupati Gidion Mbilijora mengatakan, darri 161 desa yang ada di kabupaten tersebut, sebanyak 156 desa yang mengalami rawan pangan. Bahkan, sudah dikategori krisis pangan, karena stok pangan tidak tersedia.

Pemerintah pusat telah melakukan intervensi terkait masalah rawan pangan di Sumba tersebut, dengan kunjungan Menko Kesra, Agung Laksono, dan telah memberikan bantuan beras sebanyak 300 ton. YOHANES SEO

Selasa, 06 April 2010

Dewan Minta Pemerintah NTT Bantu Warga Kelaparan

TEMPO Interaktif, Kupang - DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pemerintah provinsi dan kabupaten menyalurkan bantuan bagi warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur yang kelaparan.

"Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk segera menyalurkan bantuan bagi warga dua kabupaten itu," kata Anggota DPRD NTT, Emi Nomleni, yang dihubungi di Kupang, Selasa (6/3) petang.

Dampak kekeringan yang mengakibat rawan pangan karena gagal panen di dua kabupaten ini sudah sangat memprihatinkan. Ribuan warga mulai menkonsumsi putak (pakan ternak) serta pisang sebagai pengganti beras.

Menurut Emi, tindakan tanggap darurat yang harus diambil pemerintah adalah mempercepat penyaluran beras miskin (Raskin) bagi rumah tangga yang terkena dampak kekeringan tersebut. "Tindakan jangka pendeknya harus ada bantuan dari pemerintah untuk menanggulangi masalah kekeringan tersebut," katanya.

Ia pun mengakui NTT saat ini sedang dilanda kekeringan, dan kondisi tahun ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. "Saya temui banyak sungai dan kali yang kering, sehingga tidak bisa mengairi lahan pertanian masyarakat. Mungkin Tuhan marah dengan kita, atau mungkin kita tidak ramah terhadap lingkungan," katanya.

Kodisi ini, lanjut anggota Dewan asal Partai Golkar ini, terjadi hampir setiap tahun. Bahkan, ada sebagian masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan setiap harinya hanya menkonsumsi pisang sebagai pengganti beras.

"Ke depan pemerintah harus lebih memberdayakan masyarakat agar masalah seperti tidak muncul setiap tahunnya," katanya.

YOHANES SEO

DPT Pilkada Flores Timur 141.732


TEMPO, Kupang - KPU Kabupaten Flores Timur telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) di daearh di daerah itu sebanyak 141.732 orang.

"DPT pilkada di Flores Timur yang telah ditetapkan sebanyak 141.732 orang," kata Anggota KPU NTT, Djidon de Haan di Kupang, Selasa (6/3).

Menurut dia, jumlah pemilih di Flores Timur tersebut, tersebar di 373 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari enam yang kabupaten yang akan menggelar pilkada secara serentak pada 3 Juni 2001 ini, baru satu kabupaten yang menetapkan DPT-nya, sedangkan sisanya masih dalam tahap verifikasi. "Laporan yang kami terima baru dari Flores Timur, sedangkan kabupaten lainnya belum," katanya.

Sesuai jadwal yang ada, jelasnya, DPT pilkada sudah harus ditetapkan satu bulan sebelum pelaksanaan pilkada, sehingga KPU kabupaten diberi deadline hingga tanggal 3 Mei 2010. "Setelah penyerahan daftar pemilih penduduk potensial pemilu (DP4) dari pemerintah. KPU diberi kesempatan dua minggu untuk lakukan verifikasi," katanya.

Ia pastikan, empat kabupaten lainnya, yakni Sumba Barat, Sumba Timur, Ngada dan Manggarai Barat akan tetapkan DPT-nya dalam waktu dekat ini, hanya Kabupaten Manggarai yang kemungkinan akan mengalami keterlambatan, karena penyerahan DP4 dari pemerintah daerah juga dilakukan terlambat.

"Kita terus dorong agar KPU Manggarai bisa menyesuaikan jadwal penetapan DPT pilkada dengan lima kabupaten lainnya," katanya. YOHANES SEO

Dana Belum Cair, Pilkada TTU Terancam Molor

TEMPO, Kupang - Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam molor, karena dana pilkada belum cair.

"Dana pilkada di Kabupaten tersebut hingga saat ini belum dicairkan oleh pemerintah daerah," kata Anggota KPU NTT, Djidon de Haan di Kupang, Selasa (6/3).

Pemerintah daerah dan DPRD setempat telah menetapkan dana pilkada sebesar Rp16 miliar, dari usulan sebesar Rp21 miliar. Pilkadanya akan dilakukan pada 17 Oktober 2010.

Menurut dia, belum cairnya dana pilkada tersebut akan mempengaruhi tahapan pilkada di daerah itu, karena tahapan pilkadanya akan dimulai pada 17 April 2010 ini. "Kita harus pastikan dananya sudah siap, baru bisa jalankan tahapan pilkada," katanya.

Permasalahan yang menyebabkan dana pilkada belum cair, katanya, adanya perbedaan pemahaman dalam pengelolaan dan audit dana tersebut. Di mana, pemerintah daerah menilai pemanfaatan dana tersebut akan diaudit oleh inspektorat pemerintah, karena dana itu berasal dari APBD.

"Benar, dana dari APBD kabupaten, namun dana itu dihibahkan ke KPU, sehingga auditnya dilakukan oleh Badan pemeriksa keuangan (BPK)," katanya.

Pemahaman mereka, dana itu bisa diatur oleh pemerintah daerah dan DPRD setempat. Ia menduga sudah ada kepentingan politik sehingga dananya
belum cair. "Banyak kepentingan dibalik tidak cairnya dana pilkada itu," katanya.

Untuk menyelesaikan masalah itu, Djidon menambahkan, KPU NTT akan mengirim tim untuk menyelesaikan perbedaan pemahaman itu, sehingga pilkada di kabupaten itu dapat dilaksanakan tepat waktu.
"Tim ini akan diberangkatkan ke TTU besok, untuk bertemu Bupati, DPRD dan KPU setempat," katanya.

Bahkan, ia mengancam akan menyerahkan pelaksanaan pilkada ke pemerintah daerah, jika pertemuan tim KPU NTT dan pemerintah, DPRD serta KPU setempat tidak menemui titik terang. "Terserah pemerintah daerah mau jalankan pilkada atau tidak," katanya. YOHANES SEO

Warga Sumba Bertahan Hidup Dengan Makan Pisang


TEMPO, Kupang - Ribuan warga di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami krisis pangan, hanya mengandalkan pisang sebagai makanan sehari-hari untuk bertahan hidup.

Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora mengatakan, pisang menjadi satu-satunya bahan pangan alternatif yang digunakan masyarakat sebagai pangan cadangan menggantikan beras, dan menambahkan, kekeringan berkepanjagan di daerah itu menyebabkan warga tidak bisa menanam.

"Kami sudah salurkan beras miskin (Raskin) kepada warga yang mengalami kekeringan. Saat ini sedang diupayakan untuk menyalurkan lagi beras sebanyak 700 ton," katanya ketika dihubungi via telepon dari Kupang, Selasa (6/4).

Dia mengatakan, pisang yang dimanfaatkan warga untuk bertahan hidup masih cukup banyak di kebun. Namun, tidak seluruh warga yang gagal panen menanam pisang, sehingga pemerintah kesulitan mengatasi masalah itu.

Apalagi, rencana penyaluran beras 700 ton itu masih menunggu persetujuan DPRD setempat, karena beras itu merupakan beras cadangan pemerintah Kabupaten Sumba Timur yang disimpan di gudang dolog. "Saya tidak dapat pastikan kapan beras itu dapat disalurkan," katanya.

Dia menambahkan, beras miskin yang telah disalurkan pemerintah daerah
sebanyak 108,4 ton, dan baru menjangkau 120 desa dari 121 desa yang dilaporkan gagal panen.

Satu desa lainnya, lanjut dia, belum mengambil jatah beras miskinnya, karena warga di desa itu tidak memilik daya beli untuk menebus raskin seharga Rp1.600/kilogram. "Untuk beli raskin saja warga sudah tidak mampu, apalagi membeli beras dolog yang harganya lebih mahal. Kekeringan tahun ini memang sangat ekstrim," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah juga telah mengirim surat kepada Gubernur NTT, Frans Lebu Raya minta bantuan beras dan pompa air, tetapi belum dijawab.

Permintaan yang sama juga sudah disampaikan lewat surat ke Kementerian Sosial sebanyak 200 ton beras, dan Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) sebesar 250 ton beras bersama 400 unit pompa air. "Kami juga ingin menangani secara cepat krisis pangan ini, tetapi persediaan beras pemerintah juga terbatas," katanya.

Menyangkut dampak yang timbul dari krisis pangan itu, seperti gizi buruk dan busung lapar, jelasnya, sejauh ini belum ada laporan. Namun, sebelum krisis pangan dilaporkan, sekitar 130 balita di desa-desa tersebut memang menderita gizi buruk. "Saya sudah cek ke puskesmas, tetapi belum ada penambahan pasien gizi buruk," katanya. YOHANES SEO

Senin, 05 April 2010

Usai Pesta Minuman Keras, Kakak Sepupu Bunuh Adik

TEMPO Interaktif, Kupang - Dominggus Kada, dalam keadaan mabuk, membunuh adik sepupunya Sonny usai pesta minuman keras di pelelangan ikan Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/4). Polisi masih mendalami kasusnya.

Menurut Dominggus, peristiwanya bermula saat dia bersama teman-temannya dan korban pesta minuman keras di tempat pelelangan ikan. Tak jelas penyebabnya, pemuda 25 tahun itu mau memukul teman Dominggus. "Ia saya pukul karena hendak memukul teman saya," ujar Domingus.

Pukulan Dominggus tepat mengenai wajah Sony mengakibatkan korban yang dalam keadaan mabuk terjatuh dan kepalanya terbentur keras di lantai sehingga korban pingsan dan muntah-muntah.

Korban tewas sebelum mendapatkan pertolongan medis, karena kadar alkohol dalam tubuhnya terlalu tinggi. Jasadnya korban kemudian diotopsi atas permintaan keluarga, guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.

Usai melakukan otopsi, dokter Polisi Irman enggan menjelaskan secara rinci penyebab korban tewas, karena bukan kewenangannya. Namun ia menjelaskan terdapat pendarahan dari hidung dan mulut. "Saya tidak punya hak untuk memberikan keterangan, namun ada pendarahaan di hidung dan mulut korban," katanya.

Polisi masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Untuk mempertanggungjawabkan kematian korban, kini Dominggus meringkuk tahanan Mapolsekta Kelapa Lima Kupang.

YOHANES SEO

Minggu, 04 April 2010

Warga Eks Timor Timur Disarankan Cari Suaka ke Amerika


TEMPO Interaktif, Kupang - Ketua Persatuan Warga Negara Indoensia (WNI) eks pengungsi Timor Timur, Fransisco Soares Pereira, menyarankan agar warga eks Timor Timur mencari suaka politik ke Amerika.

"Jika ingin mencari suaka politik, sebaiknya ke negara maju, seperti Amerika, Jepang atau Inggris, bukan ke negara miskin, seperti Portugal," kata Fransisco yang dihubungi di Atambua, Belu, Senin (5/4).

Walaupun menyarankan untuk mencari suaka ke negara maju, namun ia tidak setuju dengan keinginan sejumlah warga eks Timtim yang ingin mencari suaka politik, karena keinginan untuk memperoleh suaka politik dari Portugal sangat tidak beralasan.

Menurutnya, keinginan suaka politik tersebut hanyalah bentuk kekecewaan dari sebagian warga eks Timtim. "Mereka yang ingin mencari suaka politik adalah mereka yang merasa kecewa, karena kehidupannya saat ini tidak lebih baik daripada ketika mereka masih di Timtim," katanya.

Dia menambahkan, keinginan suaka politik tersebut merupakan dampak dari adanya perbedaaan/konflik internal warga eks Timtim yang dilimpahkan kepada negara. "Ada perbedaan pendapat di antara sesama warga eks Timtim yang merasa tidak diperhatikan pemerintah, kemudian meminta suaka politik," katanya.

Karena itu, ia mengharapkan adanya konsolidasi antara sesama warga eks Timtim di Indonesia yang berjumlah sekitar 150 ribu orang, sehingga apa yang menjadi keinginan dapat diperjuangkan bersama. "Untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik perlu konsolidasi bersama, termasuk jika ada keinginan untuk suaka politik," katanya.

Sebelumnya, ratusan warga eks Timtim yang masih bermukim di Desa Tuapukan, Kabupaten Kupang, mengaku akan meminta suaka ke Portugal, karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah, seperti pemberian bantuan rumah dan dana pemberdayaan ekonomi.

"Kami berharap permintaan suaka ini dikabulkan oleh pemerintah Indonesia," kata Wakil Pengungsi, Antonio Fretes.

YOHANES SEO

RSUD Kupang Gusur Pedagang

TEMPO Interaktif, Kupang - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanes Kupang berencana menggusur pedagang kaki lima (PKL) untuk membangun ruang bersalin dan ruang bayi di lokasi itu.

"Kami akan kembangkan rumah sakit ini, sehingga PKL yang ada di sekitarnya harus direlokasi ke tempat lainnya," kata Wakil Direktur RSUD Johanes Kupang, dokter Hariani In Rantau di Kupang, Ahad (4/4).

Menurut dia, areal yang selama ini digunakan untuk parkir tepat di depan rumah sakit akan dibangun ruang bersalin dan ruang bayi, sehingga areal parkir akan dipindahkan ke areal yang selama ini ditempati PKL. "Kami sudah sampaikan ke PKL untuk membongkar sendiri lapak mereka," katanya.

Penggusuran PKL ini, lanjutnya, harus dilakukan tahun ini, karena sudah diprogramkan oleh manajemen rumah sakit. "PKL yang digusur akan direlokasi ke belakang rumah sakit ini," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD NTT, Jimi Sianto yang memantau rencana penggusuran PKL tersebut meminta manajemen rumah sakit untuk menunda penggusuran ini hingga PKL mendapatkan tempat layak. "Sebelum ada tempat yang layak bagi PKL, kami minta agar penggusuran ini dipending dulu," katanya.

Lokasi yang disiapkan manajemen rumah sakit di belakang rumah sakit akan mematikan usaha para PKL, sehingga harus dicari alternatif lokasi lainnya.

Walaupun minta penggusuran ditunda, namun ia mendukung rencana rumah sakit untuk membangun ruang bersalin dan bayi di depan rumah sakit itu. "Kami dukung pembangunan itu, tapi jangan korbankan PKL. Harus ada tempat yang layak bagi mereka untuk berdagang," katanya.

Pantuan wartawan di RSUD Johanes Kupang, PKL mulai membongkar sendiri lapak mereka. "Kami terima keputusan manajemen rumah sakit, namun jangan kami dirugikan," kata seorang PKL, Mengi Kota.

Selama ini, menurut dia, PKL setiap bulan membayar iuran sebesar Rp100 ribu ke koperasi rumah sakit ini. "Kami minta direlokasi ke tempat yang layak," katanya.

YOHANES SEO

Sabtu, 03 April 2010

Ribuan Peziarah Mulai Tinggalkan Larantuka


TEMPO Interaktif, Kupang - Ribuan peziarah dari seluruh daerah di Indonesia dan manca negara mulai meninggalkan Kota Larantuka, setelah mengikuti prosesi Samana Santa yang telah memasuki abad kelima.

Peziarah yang telah meninggalkan Larantuka diantaranya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang melanjutkan perjalanan meninjau Pulau Batek, perbatasan antara Indonesia-Timor Leste dan lintas batas di Motaain, Kabupaten Belu.

Sejak pagi tadi, transportasi udara dan laut di Larantuka mulai ramai didatangi para peziarah yang akan kembali ke daerah asal mereka, seperti Kupang, Jakarta, Medan, Makasar, dan lainnya.

Seorang peziarah, Agustina Lamak yang dihubungi dari Kupang, Sabtu (3/4) mengatakan, ia bersama rombongan dari Kupang, hari ini sudah bertolak menggunakan kapal Fery milik pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur, Ile Boleng. "Saya sudah berada di atas kapal, tinggal menunggu keberangkatan kapal ke Kupang," katanya.

Ia mengatakan, ribuan umat yang mengikuti prosesi Samana Santa di Kupang, mulai berangsur-angsur meninggalkan kota Renga Rosari itu. Ada yang menggunakan jalur darat ke kabupaten lainnya di daratan Flores, dan sebagian lagi menuju ke Maumere, Sikka menggunakan pesawat.

"Rombongan Menteri dan Gubernur, sudah sejak pagi tadi meninggalkan Larantuka," katanya.

Kapal berkapasitas 600 penumpang ini, lanjutnya, akan meninggalkan Kota Larantuka sekitar pukul 17.00 WITA dan tiba di Kupang sekitar pukul 03.00 dini hari.

Ribuan peziarah ini, pada Jumat Agung kemarin mengikuti prosesi Laut dan Darat Samana Santa guna mengenang kematian Kristus. Prosesi tersebut sudah digelar oleh masyarakat Larantuka sejak zaman Portugis lalu, dan tahun ini memasuki masa lima abad.

YOHANES SEO

Kurang Daya, Peralatan Rumah Sakit TNI AD Kupang Tak Berfungsi


TEMPO Interaktif, Kupang - Istri Menteri Pertahanan RI, Lies Purnomo, dalam kunjungan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (3/4), menyempatkan diri meninjau Rumah Sakit TNI Angkatan Darat Wirasakti Kupang, dan menemukan alat medis yang tak berfungsi karena kekurangan daya.

Alat yang ditemukan mubazir, yakni rontgen yang tidak bisa digunakan karena terbatasnya daya listrik untuk mengoperasikan alat tersebut. Selain itu, alat penghancur bekas jarum suntik, kapas dan lainnya rusak.

Di ruang operasi, Lies Purnomo juga menemukan lampu tempat operasi sebanyak enam buah menggunakan lampu mobil, karena rusak dan belum diganti. "Kita modifikasi lampu mobil yang digunakan di ruang operasi, kata Kepala Rumah Sakit Wirasakti Kupang, Mayor dr Rusli.

Menurut dia, alat medis yang tidak bisa digunakan, seperti rontgen, karena daya listrik di rumah sakit ini hanya sebesar 33 kva, sedangkan untuk mengoperasikan rontgen butuh daya 30 kva. Karena itu, ia berharap adanya bantuan genset dari Kementerian Pertahanan.

Sedangkan, alat penghancur jarum suntik sudah rusak sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi. Untuk itu agar tidak mencemari lingkungan, maka jarum suntik, kapas dan lainnya dikubur oleh pihak rumah sakit. "Dari pada kita buang ke tempat pembuangan akhir (TPA), maka kita timbun saja," katanya.

Lies Purnomo pada kesempatan itu mengatakan akan menyampaikan temuan dan kebutuhan di rumah sakit ini ke Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, untuk mendapat perhatian. "Saya akan sampaikan ke Bapak tentang kondisi rumah sakit ini," katanya.

Setelah meninjau rumah sakit, rombongan Lies Purnomo melanjutkan perjalanan meninjau Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, kerajinan tenun ikat Ina Ndao, dan industri alat musik sasando.

YOHANES SEO

Jumat, 02 April 2010

Ribuan Penjiarah Padati Kota Larantuka

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ribuan penjiarah dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara, hari ini mulai memadati Lasrantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, untuk mengikuti perayaan lima abad Samana Santa yang dirayakan umat Katolik saat perayaan Paskah.

"Kami ke Larantuka untuk mengikuti prosesi Samana Santa guna menyampaikan ujud dan permohonan kepada Tuhan," kata Paul Lejan, seorang penjiara yang dihubungi dari Kupang, hari ini.
Menurut Paul, ribuan warga Indonesia dan mancanegara telah berada di Larantuka untuk mengikuti prosesi Samana Santa yang digelar pada Jumat Agung, 2 April 2010.

Ritual keagamaan umat Katolik Samana Santa sudah menjadi tradisi yang diwariskan sejak zaman Portugis di Kota Larantuka. Bahkan, tahun ini ritual tersebut telah memasuki lima abad. Samana Santa digelar untuk mengenang kisah sengsara Yesus yang rela mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa umat manusia.

Bahkan, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebarangan (ASDP) Kupang mengerahkan seluruh armadanya untuk mengangkut penumpang yang akan mengikuti prosesi Samana Santa di Larantuka.
Manager Operasional PT ASDP Kupang, Arnol Yansen mengatakan, pihaknya menyiagakan sebanyak enam kapal Fery untuk melayani warga NTT dan sekitarnya yang ingin mengikuti perayaan Samana Santa di Larantuka.

"Enam armada kami siap untuk melayani para penjiarah yang akan mengikuti perayaan paskah di Larantuka," kata Arnol. Menurut dia, biasanya jadwal kapal Fery yang diberangkatkan ke Larantuka, hanyahari Selasa dan Minggu. Tapi untuk mengantisipasi membludaknya penumpang ke Larantuka, maka seluruh armada disiagakan. "Kami harap pelayaran ke Larantuka berjalan lancar dan aman," katanya.

Informasi yang diterima Tempo, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro juga dijadwalkan akan tiba di kota Larantuka besok (2/4) untuk mengikuti perayaan Samana Santa. Selain itu, Perdana Menteri Portugal, Carlos Manuel Leiyau Frota telah berada di Larantuka untuk mengikuti perayaan Samana Santa tersebut.

YOHANES SEO

Ribuan Peziarah Ikut Prosesi Laut di Larantuka


TEMPO Interaktif, Kupang - Sedikitnya 10 ribu umat Katolik dari seluruh Indonesia dan mancanegara siang ini mengikuti prosesi laut di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Prosesi sudah berusia 500 tahun sejak masa penjajahan Portugis yang digelar sebagai bagian dari rangkaian perayaan Paskah.

Ikut dalam upacara prosesi laut itu adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Perdana Menteri Portugal Carlos Manuel Leiyau Frota serta Gubernur NTT Frans Lebu Raya. "Siang ini, tepatnya pukul 12.00 Wita, digelar prosesi laut untuk mengantar Tuan Ma (Maria, Bunda Yesus) dan Tuan Ana (Yesus Kristus)," kata Fin Diaz, warga lokal yang dihubungi dari Kupang, Jumat (2/4).

Upacara prosesi Jumat Agung di Kota Larantuka berpusat di dua tempat, Kapela Lohayong atau Kapela Tuan Ma dan Kapela Pohon Sirih atau Kapela Tuan Ana. Keduanya berada di Jalan Yos Sudarso, membujur dari selatan ke utara menuju pusat kota Larantuka.

Di kedua kapela ini dilakukan upacara "Muda Tuan" di mana pengurus kapela membuka pintu. Prosesi Tuan Ma dan Tuan Ana akan dilakukan dua kali, melalui laut pada siang ini, dan darat pada sekitar Pukul 19.00 Wita setelah dilaksanakan misa Jumat Agung di Gereja Katedral. "Kedua patung tersebut akan diarak keliling Kota Larantuka, sebelum dihantar kembali ke kapela masing-masing," kata Fin.

Dibandinkan tahun sebelumnya, prosesi hari ini diyakini akan memakan waktu lebih lama karena jumlah peziarah lebih banyak.

YOHANES SEO