Jumat, 23 April 2010

Sumba Barat Dilanda Rawan Pangan

TEMPO, Kupang - Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda rawan pangan setelah mengalami gagal panen akibat kekeringan yang melanda daerah itu.

"Gagal panen di enam kecamatan itu belum dilaporkan kepada pemerintah provinsi dan pusat," kata Wakil Bupati sumba Barat, T Lero Ore di Kupang, Sabtu (24/4).

Menurut dia, pemerintah kabupaten telah menyalurkan bantuan beras untuk keluarga miskin (Raskin) serta bantuan dari Menko Kesra, Agung Laksono yang melakukan kunjungan belum lama inike Kabupaten Sumba Timur bersama Menteri Sosial Salim Segaf Aljufry. "Sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah provinsi," katanya.

Menyangkut stok beras yang tersedia di Dolog Sumba Barat, katanya, masih terdapat sebanyak 300 ton beras yang siap disalurkan ke 65 Desa dan 19 kelurahan yang berada di enam Kecamatan tersebut untuk mengatasi masalah rawan pangan.

Pemerintah daerah, tambahnya, masih menunggu hasil panen di empat wilayah yang mempunyai potensi untuk panen dengan perkiraan hasil panen 40 sampai 50 ton, yang bisa menjadi stok tambahan untuk mengatasi rawan pangan.

"Stok beras masih cukup. Kita juga antisipasi dengan hasil panen di empat wilayah lain yang berpotensi panen," katanya.

Dari empat kabupaten di Pulau Sumba, sebanyak tiga kabupaten yang mengalami gagal panen, yakni Sumba Barat, Sumba Timur dan Sumba Tengah, hanya Sumba Barat Daya yang tidak mengalami gagal panen.

Di Kabupaten Sumba Timur, Bupati Gidion Mbilijora mengatakan, darri 161 desa yang ada di kabupaten tersebut, sebanyak 156 desa yang mengalami rawan pangan. Bahkan, sudah dikategori krisis pangan, karena stok pangan tidak tersedia.

Pemerintah pusat telah melakukan intervensi terkait masalah rawan pangan di Sumba tersebut, dengan kunjungan Menko Kesra, Agung Laksono, dan telah memberikan bantuan beras sebanyak 300 ton. YOHANES SEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar