Senin, 15 Maret 2010

NTT ALami Krisis Listrik

Tempo, Kupang - Humas PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur, Paul Bolla mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sedang mengalami krisis listrik, sehingga sering terjadi pemadaman bergilir dan pemadaman mendadak.

"Pemadaman bergilir ini, karena NTT sedang mengalami krisis listrik," kata Paul Bolla yang dihubungi di Kupang, Rabu (16/3).

Krisis listrik yang terjadi di NTT, menurut dia, disebabkan daya tampung mesin PLN yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah ini. Selain itu, PLN juga sementara melakukan pemeliharaan beberapa mesin. "Mesin tersebut sudah waktunya untuk menjalani masa pemeliharaan," katanya.

Masalah lain dari pemadaman bergilir, kata Paul, karena pemakaian listrik mengalami peningkatan yang disebabkan perubahan cuaca. Bahkan, Kenaikannya mencapai lima mega. "Kondisi saat ini sangat panas, sehingga kebanyakan masyarakat menggunakan alat pendingin, seperti AC dan kipas angin," katanya.

Kebutuhan listrik masyarakat sebelum mengalami krisis listrik, jelas Paul, hanya sebesar 26 mega, namun saat ini mencapai 31 mega, sehingga PLN kesulitan mengatasi kebutuhan listrik masyarakat. "Normal saja, daya listrik yang digunakan pas-pasan, apalagi mengalami peningkatan," katanya.

Akibatnya, PLN masih mengalami defisit listrik, sehingga PLN berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyewa mesin. "Jangka pendeknya, kita menyewa mesin untuk mengatasi pemadaman bergilir," katanya.

Sedangkan, jangka panjangnya, lanjut Paul, PLN sedang membangun beberapa unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di sejumlah daerah, seperti di Bolok, Kabupaten Kupang dengan kapasitas 2x16 mega, PLTU Ropa, Kabupaten Ende kapasitas 2x7 mega dan Atambua, Kabupaten Belu kapasitas 4x6 mega.

Dengan dibangunnya tiga PLTU tersebut, tambahnya, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di NTT, namun dilihat dari kapasitas PLTU itu maka daya yang disediakan melebihi kebutuhan masyarakat.

Pemdaman listrik mendadak di Kota Kupang, NTT cukup meresahkan warga, karena pemadaman bergilir itu dilakukan tanpa pemberitahuan. Agustina, warga Kota Kupang, misalnya, mengeluhkan pemadaman listrik bergilir dan mendadak tersebut. "Kami sangat sesalkan pemadaman listrik secara mendadak ini," katanya.

Padahal, menurut dia, jika masyarakat terlambat membayar listrik akan dikenai denda dan diancam meteran dicabut. Sedangkan, pelayanan kepada masyarakat tidak maksimal. "Alasan yang disampaikan PLN sangat klasik, karena saat padam selalu alasannya mesin rusak," katanya. YOHANES SEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar