Senin, 15 Maret 2010

Timnas Kaji Masalah Gizi Buruk di NTT

Tempo, Kupang - Tim Nasional (Timnas) penanganan gizi buruk, terdiri dari kementrian kesehatan, unicef, WHO dan WFP melakukan kajian masalah gizi buruk di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Alor dan Belu.

"Kita datang kesini untuk melakukan kajian dan analisa tentang kasus gizi buruk," kata ketua Timnas gizi buruk, Dini Latief di Kupang, Selasa (16/3).

Menurut dia, NTT, merupakan salah satu provinsi dari tiga provinsi yang dikaji oleh Timnas terkait kasus gizi buruk. Dua provinsi lainnya, yakni Nangroh Aceh Darusalam dan Jawa Tengah.

Masalah gizi buruk di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, karena Indonesia termasuk dalam 36 negara yang punya masalah gizi buruk yang cukup tinggi, sehingga perlu adanya intevensi yang tepat untuk menangani masalah itu.

"Intevensi pemerintah daerah dalam menangani gizi buruk selama ini dinilai tidak tepat sasaran, terutama bagi ibu hamil dan balita," katanya.

NTT merupakan daerah dengan jumlah penderita gizi buruk tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan provinsi NTT, jumlah gizi buruk di NTT mencapai 60.616 orang dari total balita sebanyak 504.900 orang.

Sementara itu, Anggota DPRD NTT, Proklamasi Ebu Tho mengatakan, lambannya penanganan gizi buruk di NTT, karena pemerintah daerah tidak fokus menangani masalah itu.

"Penangan gizi buruk belum jadi program prioritas dari pemerintah daerah. Bahkan, penanganan masalah ini selalu terabaikan," katanya.

Menurut dia, harapan pemerintah melalui program posyandu untuk menekan angka gizi buruk di NTT tidak berjalan baik, sehingga angka gizi buruk terus mengalami peningkatan. "Program posyandu tidak secara kontinyu dilakukan oleh pemerintah," katanya.

Selain itu, program keluarga bencana (KB) juga dinilai tidak berhasil, karena pertumbuhan penduduk di NTT mengalami peningkatan yang sangat signifikan. "Kalau pendekatan yang dilakukan untuk tangani gizi buruk hanya bersifat proyek, saya yakin tidak akan berhasil," katanya.

Karena itu, butuh komitmen semua pihak dan sektor-sektor terkait agar secara bersama-sama menanggulangi masalah gizi buruk di daerah ini. YOHANES SEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar